Status Gunung Api Papandayan di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, ditingkatkan menjadi siaga atau level III. Sebelumnya gunung api ini berstatus waspada sejak 2008.
“Statusnya ditingkatkan sejak hari ini mulai pukul 04.00 WIB tadi pagi,” ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Surono, melalui pesan pendek yang diterima Tempo, Sabtu, 13 Agustus 2011.
Menurut dia, keputusan tersebut ditetapkan setelah tim vulkanologi mempelajari data visual Gunung Papandayan. Data yang menjadi acuan itu di antaranya menyebarnya tembusan gas di Kawah Walirang, Kawah Manuk, dan Kawah Balagadama. Berdasarkan pengamatan Tim Vulkanologi pada 8-12 Agustus 2011, embusan asap solfatar dari dinding Kawah Baru dan Kawah Emas terkadang hilang dalam beberapa jam dan tiba-tiba muncul kembali dengan ketinggian antara 20-50 meter.
Tim juga menemukan beberapa anomali tembusan gas CO2 berupa spot-spot di sekitar Kawah Mas, Kawah Balagadama, Puncak Walirang, dan di bagian selatan area parkir.
Selain itu, kegempaan di Gunung Papandayan, baik gempa bumi vulkanik maupun tektonik lokal, meningkat. Kondisi itu diketahui setelah pengamatan secara intensif dari 1 Juni sampai 12 Agustus kemarin. Pada 1–30 Juni, terekam 31 gempa vulkanik dalam, 339 kejadian gempa vulkanik dangkal, sembilan kejadian gempa frekuensi rendah, 112 kejadian gempa tektonik jauh, dan 37 kejadian gempa tektonik Lokal.
Sementara pada 1–31 Juli 2011, terekam 91 gempa vulkanik dalam, 431 kejadian gempa vulkanik dangkal, 9 kejadian gempa frekuensi rendah, 165 kejadian gempa tektonik jauh, 97 kejadian gempa tektonik lokal, dan empat kejadian gempa terasa skala MMI 1-2.
Sedangkan pengamatan yang terakhir pada 1-12 Agustus 2011, terekam 37 gempa vulkanik dalam, 227 kejadian gempa vulkanik dangkal, 53 kejadian gempa tektonik jauh, 8 kejadian gempa tektonik lokal, dan dua kejadian gempa terasa skala MMI 1.
Akibat kondisi itu, lanjut Surono, suhu kawah di Papandayan meningkat. Hasil pengukuran menunjukkan suhu di Kawah Manuk relatif meningkat, sedangkan di Kawah Mas dan air danau Kawah Baru masih berfluktuasi. Pada 29 Juni, suhu Kawah Manuk hanya mencapai 103,6 derajat, sedangkan pada 12 Agustus 2011, suhunya meningkat menjadi 107,5 derajat.
Sementara potensi bencana yang akan ditimbulkan akibat meningkatnya status ini di antaranya letusan freatik secara tiba-tiba disertai keluarnya gas beracun atau terjadinya erupsi gas terarah. Potensi lainnya berupa longsoran tebing di sekitar kawah yang dapat memicu terjadinya lahar.
Selain itu juga ada penumpukan material hasil letusan di kompleks Papandayan yang tercatat hampir 3 juta meter kubik di hulu Sungai Ciberum dan Ciparugpug. Akibatnya jika terjadi hujan lebat, hal itu berpotensi memicu lahar yang akan mengalir mengikuti alur sungai tersebut. “Pemantauan akan terus kami lakukan untuk memahami dan mengevaluasi aktivitas Papandayan," ujar Surono.
Karena itu, masyarakat dan pengunjung diimbau tidak mendekati kawah Gunung Papandayan dalam radius 2 kilometer. Kendati demikian, Surono mengimbau agar masyarakat sekitar Gunung Papandayan tidak panik. Mereka diimbau untuk selalu berkoordinasi dengan pemerintahan setempat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut.
Sumber: (Tempointeraktif)