Riset: Pengeluaran UKM Teknologi Informasi I Maksimal Rp830Ribu.(Detikinet)Jakarta - Indonesian Cloud Forum (ICF) bekerjasama dengan lembaga riset Mars Indonesia meluncurkan buku tentang Studi Aplikasi Teknologi Informasi dan Potensi Cloud Computing untuk pasar Usaha Kecil dan Menengah (UKM)."Buku setebal lebih dari 300 lembar ini kami rasakan cukup akurat bagi pelaku usaha TI menjadi acuan untuk menyasar UKM di tanah air dengan lebih edukatif dan proaktif, terutama guna mengadopsi Cloud Computing," ungkap Founder ICF Teguh Prasetya, Senin (7/5/2012).
Buku itu telah diserahkan secara simbolis kepada Dirjen Aplikasi dan Telematika Kemenkominfo Ashwin Sasongko di Jakarta, akhir pekan lalu.
Dijelaskannya, buku ini mengupas tentang adopsi cloud di UKM karena sektor ini lumayan menjanjikan dari sisi jumlah. Tercatat, ada 650 ribu UKM untuk skala kecil dan menengah, bahkan untuk sektor mikro jumlahnya hingga 54 juta pelaku usaha.
"Dari hasil survei ini ditemukan sesuatu yang menantang bagi pelaku usaha yakni pengeluaran UKM untuk kebutuhan TI per bulan maksimum sekitar Rp 830 ribu. Ini menjadi tantangan untuk jenis layanan cloud yang akan ditawarkan," katanya.
Director of Commerce Mars Sasotya Pratama menambahkan, tantangan lain yang dihadapi menggarap cloud bagi pemain UKM adalah keterbatasan alokasi sumber daya untuk infrastruktur komputer.
Pasalnya, mayoritas mengalokasikan dana hingga Rp 10 juta untuk investasi infrastruktur. Hanya 32% UKM yang telah memiliki alokasi anggaran untuk pelatihan tenaga pengelola, yang rata-rata besarnya kurang dari Rp 5 juta per tahun.
Dijelaskannya, buku dengan banderol sekitar Rp 10 juta itu berdasarkan hasil penelitian di beberapa sentra UKM yang tersebar di 8 kota sehingga dianggap dapat mewakili Indonesia dengan melibatkan lebih dari 1700 responden.
Usia para responden beragam, dimulai dari para entreperneur muda hingga pengusaha kawakan dengan latar belakang pendidikan yang dimulai dari tidak tamat SD hingga berijazah S2. Responden juga berasal dari berbagai sektor usaha yang digeluti oleh UKM dengan berbagai produknya.
Dikatakannya, penelitian ini mencoba melihat lebih jauh pola penggunaan teknologi informasi dalam mendukung usaha, yang meliputi: aplikasi apa saja yang telah digunakan dalam pengelolaan usaha; seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk pembelian, pengoperasian, dan pemeliharaan; siapakah yang ditunjuk untuk melakukan pengelolaan infrastruktur tersebut; apakah tersedia program pelatihan bagi para pengelola; sejauh mana pengetahuan pelaku UKM tentang teknologi komputasi awan; dan dukungan pelatihan apa yang dibutuhkan para pelaku UKM untuk pengembangan usahanya.
Diungkapkannya, secara garis besar dari penelitian ini menunjukkan bahwa 32% UKM yang telah melek komputer menggunakan teknologi informasi untuk mengelola stok, 14% untuk mengelola basis data pelanggan, dan 20 % untuk mengelola email server. Sedangkan yang mengetahui cloud baru 3%.
"Salah satu kelemahan UKM di Indonesia masih digunakannya cara-cara tradisional dan manual dalam kegiatan usahanya. Masalah yang umum dihadapi oleh pelaku UKM adalah kurangnya akses atas informasi, modal, keahlian dan dukungan institusional. Teknologi cloud jika diedukasi dengan tepat, bisa mengangkat UKM Indonesia di masa depan," tegasnya.