Super Tucano |
"Pencarian juru mesin udara menggunakan helikopter," kata Kepala Penerangan Lanud Abdulrachman Saleh, Mayor Hamdi Londong Alu, kepada wartawan, Rabu siang.
"Sampai sekarang, belum ditemukan jejak Syaiful Arief," katanya, seperti dilaporkan wartawan Eko Widianto untuk BBC Indonesia.
Jasad pilot ditemukan
Pesawat latih TNI AU Super Tucano jatuh di perkampungan padat di jalan Adi Sucipto gang 12, Kelurahan Blimbing, Kota Malang, sekitar pukul 10.00 WIB, Rabu (10/020).
Insiden ini menyebabkan tiga korban tewas, yaitu dua orang warga sipil yaitu Erna Wahyuningtyas, 48 tahun dan Nurcholis, 30 tahun. Mereka diketahui meninggal di dalam reruntuhan rumah yang tertimpa pesawat naas tersebut. Sementara, pilot Mayor Ivy Safatillah, 37 tahun, yang menerbangkan pesawat tersebut, sudah dipastikan meninggal dunia.
Pilot Mayor Ivy Safatillah ditemukan di areal persawahan Kelurahan Tunjungsekar, Kota Malang.
Dia ditemukan sekitar 10 kilometer dari lokasi pesawat jatuh karena menggunakan kursi pelontar. Sebelumnya warga sekitar hanya menemukan kursi pelontar dan parasut tanpa awak.
Evakuasi bangkai pesawat
Sementara, proses evakuasi bangkai pesawat tengah dilakukan secara maraton, karena lokasi jatuhnya di dalam perkampungan padat.
"Puluhan personil TNI Angkatan Udara membawa berbagai komponen pesawat. Bahkan dikerahkan alat potong logam dan escavator, seperti dilaporkan wartawan Eko Widianto dari Malang.
Pada 2013 lalu, TNI Angkatan Udara membeli 16 unit Super Tucano senilai USD 143 juta atau Rp1,3 triliun.Kemudian, potongan logam bekas bangkai pesawat Super Tucano dimasukkan ke dalam truk TNI Angkatan Udara.Sampai Rabu (10/02) sore, sejumlah personil polisi dan TNI Angkatan Udara masih melakukan penjagaan di lokasi kejadian.
Sedang Test flight
Kepala Penerangan Lanud Abdulrachman Saleh, Hamdi Londong Alu menambahkan, pesawat Super Tucano tengah menjalani test fligt sebelum jatuh.
Dia juga memastikan bahwa pesawat tersebut tengah menjalani perawatan rutin. "Sehingga pesawat juga ditumpangi juru mesin udara," katanya.
Menurut keterangan resmi, Lanud Abdulrachman Saleh skadron 21 diperkuat 12 unit pesawat Super Tucano.
Pesawat produksi pabrikan pesawat Embraer Defense and Security Brazil ini menggantikan OV 10 Bronco buatan Amerika yang beroperasi sejak 1976.
Sejumlah laporan menyebutkan pesawat Super Tucano berkemampuan counter insurgency operation (COIN) dan close air support.
Pesawat ini dapat mengangkut senjata ringan yang berfungsi pesawat serang anti gerilya.
Pada 2010 lalu, TNI Angkatan Udara membeli 16 unit senilai US$ 143 juta atau Rp1,3 triliun dan empat unit diantaranya belum dikirim ke Indonesia.
Pesawat diberi warna dasar loreng abu-abu dengan lukisan moncong atau cocor hiu berwarna merah yang sesuai sesuai dengan tradisi skadron yang awalnya diperkuat dengan pesawat Mustang P 51.
(sumber: bbc Indonesia)